Selasa, 28 Januari 2014

Teringat Masa Lalu

ingat betul dulu ketika menunggu pengumuman SBMPTN. ketika itu sudah menunggu di depan laptop sejak pukul 3 p.m walaupun pengumumannya diunduh pukul 6 p.m dan itupun masih mengalami pemunduran dari jadwal yang seharusnya pukul 5 p.m. ketika menunggu pengumuman itu aku pasti merasa ga akan diterima --dan memang ga diterima-- di salah satu dari empat pilihan yang aku pilih saat itu. "kau harus optimis Bryan!!kau harus yakin kalau kau pasti bisa merebut salah satu kursi itu!" sorakku dalam pikiran. ketika itu aku menyadari bahwa aku telah berada dalam posisi dimana keoptimisanku masih kalah jauh lebih sedikit jumlahnya dibanding kepesimisanku. memang, rasa optimis pasti berdekap erat dengan yang namanya pesimis.
saat itu aku sudah bersiap untuk menerima kemungkinan terburuk. aku sudah berusaha sekuat labirin sarang laba-laba yang dikumpulkan satu truk, setebal iman Rasulullaah SAW, seluas seluruh samudera yang ada di jagad raya, dan setinggi lapisan langit ketujuh. tapi saat itu aku juga sadar bahwa usahaku dalam bentuk doa hanya sedalam kuku yang bisa dipotong--itupun kuku yang sudah dipotong hari jumat sebelumnya--. bahwa aku telah 'menelantarkan'-Nya dimasa aku sangat membutuhkannya. dimasa dimana ketika aku berjuang untuk dapat kursi PTN, dimasa dimana aku berlatih ribuan soal demi satu kursi PTN, dimasa hidupku hanya berkutat pada aktifitas monoton : Bangun-Sekolah-Intens-Les-Belajar-Tidur-Bangun lagi. aku terlampau sibuk pada duniawi dan terlampau merasa tidak butuh pada-Nya. padahal dimasa itulah pertolongan-Nya sangat amat dibutuhkan demi menyelamatkan masa depanku. sedangkan aku seolah 'tak acuh' pada-Nya. aku merasa sangat amat berlumur dosa seakan seluruh buih lautan masuk kedalam badanku lalu menggelembung dan pecah, membuat udara dan bumi dipenuhi oleh darah dan buih lautan yang bercampur jadi satu.

Kejadian heroik serupa terjadi hari ini--dan hari-hari berikutnya sampai KHS terisi penuh-- di jam yang hampir sama. dadaku berdesir pelan, napasku berhembus satu-satu, dalam sekali. aku takut shock ku dahulu terulang lagi saat ini. perbedaannya dengan SBMPTN yaitu jika di laman sbmptn hanya mendapat kalimat MAAF--dengan font colour merah-- atau SELAMAT--dengan font colour hijau-- dan di laman KHS ini mendapati font colour hitam bertuliskan nilai-nilai berbentuk huruf. itupun aku masih sempat shock ketika mendapati hasilnya tidak sesuai ekspektasiku. disini aku berpikir kembali, apakah sudah seharusnya aku mendekatkan diri pada-Nya? tapi aku bingung harus mulai darimana ........

0 komentar:

Posting Komentar

Created By Sora Templates