Senin, 29 September 2014

Pelayanan Itu Nomor Satu!

Sebelumnya saya mau ngasih alasan kenapa saya pergi traveling nya sendiri. Pertama, saya ingin quality time sama diri sendiri. Kedua, karena kalau mau ngajak teman itu nanti susah ngatur jadwalnya. Ketiga, karena ingin mencoba mencari pengalaman bagaimana sih di negeri orang seorang diri tanpa ada teman? Memang, pergi sendirian juga ada ngga enaknya, kaya nanti biayanya jadi mahal karena bayar sendiri, terus nanti kalau mau poto-poto yang motoin siapa, dll. Tapi itu semua bisa jadi pengalaman kita bagaimana mengatasi hal-hal kecil seperti itu. Oke langsung aja ke ceritanya ya.

Tanggal 19 September 2014 kemarin saya berangkat dari Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta ke Jakarta naik kereta KA Progo jam 4.57 pm dengan harga IDR55. Tapi ngga tahu kenapa keretanya delay jadi berangkatnya jam 6 pm. Di kereta saya bertemu dengan seseorang yang mengaku lulusan STAN. "Wah hebat" pikirku. Dia bercerita panjang lebar mengenai proses belajar mengajar disana. Mulai dari kedisiplinan yang tinggi sampai rumor-rumor yang beredar di masyarakat yang katanya itu tidak benar sama sekali. Sebelum berangkat saya belum makan, jadilah saya pesan makan di kereta. Saya pesan Pop Mie harganya IDR10. Tapi ternyata itu sudah satu paket sama air minum mineral 600 ml. Alhamdulillaah kenyang. Akhirnya saya memutuskan untuk tidur saja karena perjalanan masih amat panjang.

Sekitar pukul 3.15 am kereta sudah sampai di Stasiun Jakarta Kota. Turun dari kereta saya langsung keluar dan di pintu keluar sudah banyak yang mau menjemput saya : Tukang Taksi. Rencana awal saya itu adalah naik bajaj ke Stasiun Gambir lalu naik Damri ke Bandaranya. Tapi bodohnya, saya tergiur dengan omongan bapak-bapak taksi itu. Dengan harga IDR150 saya diantarnya ke Bandara Internasional Soekarno Hatta. Yah, anggap saja amal. Kalau naik Damri, saya hanya keluar IDR50 (biaya bajaj ke Gambir sekitar IDR20 dan Damri harganya IDR30). Saya rugi IDR100. Tapi ada untungnya juga sih naik taksi, waktu tidak terbuang percuma. Karena flight saya itu jam 6.15 am sedangkan waktu itu sudah jam 3 am. Perjalanan ke bandara sekitar 35 menit. Sampai bandara saya langsung check in dan persis setelah saya selesai check in, pengeras suara sudah memanggil untuk segera menaiki pesawat. Proses pemeriksaan dan imigrasi berjalan lancar saya langsung ke ruang tunggu dan ternyata masih banyak penumpang yang belum menaiki pesawat -_-

Jam 6.15 am persis kami naik ke pesawat Lion Air yang waktu itu saya dapat dengan harga IDR350 saja dan sudah termasuk bagasi 15 kg. Saya lihat banyak sekali orang Indonesia yang ingin kesana._. Selama penerbangan saya habiskan untuk membaca majalah maskapai dan poto-poto dari kaca pesawat. Akhirnya setelah menempuh dua jam penerbangan akhirnya saya mendarat juga di salah satu negara maju di dunia : Singapura! Alhamdulillaah bisa juga menginjakkan kaki di negara yang katanya (dan memang faktanya) teratur ini.


Mewah.

Luas banget, bro! Lantainya juga dilapisi karpet. Keren!

Kalau kamu naik Lion Air kamu harus turun dulu ngambil bagasi baru nanti naik lagi untuk ke terminal 2.

Tempat ngambil bagasi. Keren. Serius.
Toiletnya bersih + mengkilap + wangi banget! Selfie bentar deh.haha

Ganti kostum terus minta fotoin sama orang :v
Beberapa hari sebelum berangkat saya searching tempat makan yang murah di Bandara Changi. Saya menemukan Staff Canteen. Katanya disana makanan murah-murah dengan rentang harga antara S$2-S$4 saja. Tapi setelah saya cari dan bertanya pada staff di Bandara Changi, mereka tidak tahu tentang Staff Canteen itu :(. Akhirnya saya putuskan saya langsung keluar saja dan mencari makan di daerah Chinatown. Kalau kamu mau ke pusat kota dari bandara ini caranya sangat mudah. Cukup ikuti petunjuk train to city yang bertaburan disetiap lorong bandara. Tapi sebelumnya kamu harus pindah dulu ke terminal 2 Changi menggunakan shuttle gratis yang disediakan bandara. Setelah sampai di terminal 2 kamu akan melihat plang bertuliskan 'MRT Changi' dan ikutilah terus plang itu sampai kamu ketemu stasiunnya. Gampang kok. 

Sampai di MRT Changi saya langsung beli Singapore Tourist Pass (STP) selama dua hari seharga S$26. Tidak ada deposit seperti yang dikatakan orang-orang. Kartu ini bisa kamu gunakan untuk naik MRT, Bus, dan LRT SEPUASNYA selama dua hari. Kalau kamu cuma sehari di Singapura juga bisa membeli STP yang berlaku hanya satu hari seharga S$20. Setelah membeli STP langsung saya menuju stasiun dan menggunakannya untuk pergi ke Chinatown. Tinggal kamu tap ke mesin, dan pintu pun akan terbuka. Oh ya, sebelum kamu pergi keluar bandara kamu harus mengambil peta MRT di rak-rak yang bertaburan diseluruh penjuru bandara. Gratis. Biar kamu ngga nyasar. Petunjuknya juga amat sangat mudah. Jangan takut nyasar kalau di Singapura.

Pemandangan selama perjalanan menuju terminal 2 Bandara Changi.

Suasana di dalam kereta MRT. Bersih, nyaman, sejuk. Bener-bener negara maju!

Dari bandara ke Chinatown menghabiskan waktu sekitar 45 menit. Lumayan jauh. Oh ya, kalau mau ke Chinatown kamu harus ganti kereta di Tanah Merah, terus lanjut naik MRT yang jalur hijau lalu turun di Bugis. Dari Bugis kamu pindah kereta lagi ke jalur biru dan berhenti di stasiun MRT Chinatown. Memang kelihatannya rumit, tapi pas kamu ngelakuinnya sendiri, ngga bakal rumit kok. Setelah sampai stasiun MRT Chinatown saya bergegas mau keluar stasiun, tiba-tiba saya teringat tas saya ketinggalan di MRT tadi. Saya panik. Lalu saya ke Customer Service Center yang ada di setiap lantai stasiun. Saya takjub sekali melihat kinerja orang Singapura bekerja. Cepat, tanggap, dan komunikatif. Saya sudah takut tas saya hilang karena didalamnya ada passport saya. Tapi Alhamdulillaah tas saya kembali! Serius. Pelayanan turis di Singapura sangat diacungi jempol. Coba aja kalau tas saya ketinggalan di KRL Jabodetabek, yang ada saya diceramahi sama petugas Customer Service nya -_-

Keluar dari stasiun jangan dianggap langsung keluar ya. Karena stasiun MRT di Singapura itu kalau di Indonesia seperti bandara. Bandara Adi Sucipto aja kalah gede. Serius. Kamu harus menyiapkan fisik, terutama kakimu untuk berjalan kaki di Singapura. Stasiunnya pun ramai banget orang yang bekerja, sekolah, kuliah, dan ngga ada orang yang jalannya santai kaya orang Indonesia. Kalaupun ada bisa dipastikan itu adalah orang Indonesia. Setelah keluar, saya agak bingung arah ke Chinatown Centernya. Saya sempat nyasar --bisa nyasar juga ternyata.hahaha-- ke sebuah taman yang bagus banget. Saya pikir ini bukan nyasar yang negatif, tapi ini adalah nyasar yang positif. 

Itu perutnya ngga buncit serius. Itu efek design bajunya.

Bersih banget men! Gila.

Nama tamannya. Minta potoin bule lagi.hahaha

Ga nyesel dah nyasar kesini.

Setelah bersantai dulu di taman itu, saya langsung bertanya ke orang yang sedang duduk-duduk di taman itu arah ke Chinatown Center. Setelah poto-poto sebentar saya langsung berjalan menuju Chinatown Center seperti arahan orang tadi. Dari kejauhan saya lihat banyak lampion khas Tiongkok yang tergantung di sepanjang jalan. Itu dia!

Perempatan Chinatown. ((((((((((perempatan)))))))))

Di Chinatown lagi ada acara pas itu. Lupa nama acaranya apa jadi ada gantungan-gantungan gini dijalan.

Takjub sama teraturnya Singapura. Swear.

Chinatown Center ini adalah salah satu pusat souvenir murah di Singapura. Oh ya, karena lapar, saya cari makan dulu. Saya menemukan tempat makan yang lumayan murah. Tempatnya persis disebelah kanan jalan masuk Chinatown. Dengan S$6 saya sudah bisa makan kenyang + minum. Makanannya juga enak banget serius. Saya minumnya nambah tiga kali karena saat itu jam 11 am dan Singapura panas banget saat itu. Sejauh mata memandang banyak sekali turis-turis asing yang juga mungkin baru pertama kali ke sini. 

Restorannya bagus. 

Tuh kan banyak bule.

Namanya Salad Chicken Rice. Cukup S$4.5 saja!

Selfie time!

Kemarin disana gerimis bentar -_-

Pakai swallow selama di Singapura. Sudah gaul, belum?

Setelah kenyang saya lanjut untuk lihat-lihat souvenir khas Singapura. Saya pun tergiur untuk membeli gantungan kunci Singapura dengan harga hanya S$1 untuk tiga gantungan kunci. Saya beli enam waktu itu. Setelah puas jalan-jalan di Chinatown saya jalan keluar menuju stasiun Chinatown lagi untuk melanjutkan perjalanan ke hostel. Karena check in hostel nya itu baru bisa jam 2 pm. Nah, masalahnya, dari Chinatown mau ke hostel saya ini jaraknya jauh kalau jalan kaki. (hasil nanya dari warga setempat) Hotel saya berada di Jalan Besar, Little India. Saya disarankan naik taksi saja. Tapi saya pikir, rugi dong beli STP kalo akhirnya naik taksi juga. Saya jalan aja mengikuti plang-plang jalan yang saya pun ngga tahu mau kemana arah jalan itu. Setelah sekitar satu jam berjalan dan ngga nemu Jalan Besar itu, saya putuskan untuk naik taksi saja. Ngga apa deh rugi daripada ngga nemu dan tersesat lebih jauh? Biaya taksi sebesar S$7 dengan jarak yang ternyata hanya 5 km. Huft.

Stasiun MRT Chinatown.

Jalanan di Singapura. Hijau bersih. Menentramkan jiwa.


Pas lagi nunggu taksi.

Ini pas istirahat jalan kaki -_-

Ini penampakan di dalam taksi di Singapura.

Nama hostel saya adalah Fernloft Hostel, 257 Jalan Besar, Little India, Singapore. Di lain pos akan saya review hostelnya. Menginap disini cukup murah, hanya S$15,5 atau IDR150. Saya belinya online sebelum berangkat di Traveloka. Setelah urus ini itu, saya langsung diantar Staff hotel yang sangat ramah, Mary, ke kamar saya. Kamarnya Mix-18 dorm, kaya kasur bertingkat gitu. Cukuplah kalau hanya untuk tidur. 

Mary yang kiri. Ramah banget seriusan.
Setelah istirahat, mandi, dll jam 5 pm saya lanjutkan perjalanan saya. Sore itu rencana saya mau ke Merlion Park. Karena saat sore hari lah waktu yang tepat untuk kesana. Perlu diingat, perbedaan waktu Jakarta dan Singapura itu satu jam. Jadi kalau jam 5 pm di sana  itu masih terang banget. Dari hostel, stasiun MRT terdekat itu adalah Stasiun Ferrer Park yang sudah terintergrasi dengan City Mall. Sangat enak. Biarpun jauh tapi adem karena berada didalam mal. Perjalanan sekitar 20 menit. Dari Stasiun Ferrer Park kamu harus menuju ke Stasiun Dhobby Ghaut untuk ganti kereta di jalur merah. Setelah itu kamu bisa berhenti di Stasiun Marina Bay.

Disana pake swallow terus loohhhh :p

Pakai batik dong :3
Impian jadi nyata. Dari kecil saya hanya bisa melihat tiga gedung berjejer dengan kereta diatasnya dan patung singa di buku IPS saja. Tapi sekarang saya bisa melihatnya langsung! Keren! Tapi saya berpikir, Singapura kok pinter banget ya mengemas pariwisatanya. Padahal hanya patung singa dan sebuah hotel saja bisa menyedot animo puluhan juta wisatawan setiap tahunnya. Indonesia punya banyak tempat wisata, tapi wisatawan tiap tahun pun tidak sampai 10 juta. Miris sekali. 

Marina bay Sand

Pas itu kan malam minggu. Nah jadi ada pertunjukan cahaya gitu ceritanya.

Selfie.

Icon Singapura bermandikan cahaya.

Merlion Park ini cocok untuk dijadikan tempat bermesraan pasangan kekasih *makan tembok*

Gedung-gedung pencakar langit di Merlion park.

Merlion.
Setelah puas poto-poto, jam pun sudah menunjukkan pukul 8 pm waktu Singapura. Saatnya mengisi perut. Saya kembali ke hostel dulu karena waktu itu di Singapura hujan -_- Malam minggu kelabu di Singapura. Toh Little India yang katanya pusat kuliner juga dekat dengan hostel. Hujan reda sekitar pukul 11 pm. Saya berjalan menyusuri keramaian kota. Sejauh mata memandang banyak sekali orang India disini *yaiyalah secara namanya Little India, kalau banyak orang Indonesia namanya Little Indonesia*. Saya jadi merasa sedang jalan-jalan di India. Berjalan terus memutari Little India mata saya tertuju pada sebuah rumah makan yang ramai pengunjung. Pasti murah pikirku. Dan memang iya, murah! Akhirnya, saya makan malam disitu. Dengan S$5 saya sudah sangat kenyang + minumnya juga. Sampai saya tidak kuat lagi untuk jalan kaki. Tapi karena saya mau ke Mustafa Center lagi setelah makan, saya harus paksa agar saya kuat jalan lagi. 

Jalanan di Little India.


Kamu bisa pilih makan apapun dengan harga murah!

Nama restorannya Ma Raj. Dekat dengan Mustafa Center.

Makan segini banyak hanya S$5.

Malam itu saya beruntung karena dapat bonus ini dari restorannya. Super duper kenyang malam itu!
Mustafa Center hanya berseberangan dengan restoran India ini. Jam sudah menunjukkan angka 1 am tapi Little India tidak sepi-sepi juga. Mustafa Center pun ternyata bukanya 24 jam. Di MC ini kaya Mangga Dua nya Jakarta deh. Banyak barang yang lumayan murah bagi orang asli sana, tidak bagi saya, backpacker kere. Disana saya tidak membeli apa-apa karena harganya mahal, Gantungan kunci yang sama di Chinatown harganya S$1 disini bisa sampai S$3. Selisihnya jauh banget kalau dirupiahkan.hahhaa. Jam 1.30 am saya pulang untuk istirahat. Sebelum istirahat saya duduk-duduk dulu di cafe hostelnya. Saya berkenalan dengan bule dari US dan ternyata bisa berbahasa Indonesia. Ternyata dia lama tinggal di Indonesia, dan dia bulan desember ini mau nikah dengan orang bekasi. hahaha. Saatnya istirahat untuk melanjutkan perjalanan besok.

Percayalah kawan, hal-hal yang menurutmu susah, niscaya akan dimudahkan jika kamu berusaha. Pun dengan jalan-jalan sendiri ini. Kamu akan banyak mendapat pengalaman dan tentunya kenalan-kenalan baru dari berbagai penjuru dunia! Hari kedua di Singapura akan ditulis di pos berikutnya ya. Selamat membaca dan selamat berencana menyusun perjalanan ke Singapura! :))

0 komentar:

Posting Komentar

Created By Sora Templates