Aminudin, Berjuang Hidup dari Potong Rambut
DI BAWAH pohon beringin sebelah barat Alun-alun Utara Kraton Yogyakarta, Aminudin membuka lapak potong rambut dengan peralatan sederhana. Pekerjaan ini sudah ia lakoni sejak tahun 2002. Hujan, panas, angin, hingga gusuran sering ia alami dalam bekerja. Semuanya ia lakukan demi menghidupi istri dan anak-anaknya.
Pria kelahiran tahun 1968 ini mempunyai satu istri dan dua anak. Anaknya yang pertama tengah duduk di kelas XII SMA dan yang kedua duduk di kelas VII SMP. Ia berjuang tiap hari membuka lapak potong rambut dari pukul 08.30 WIB hingga 14.30 WIB demi menghidupi mereka. Khusus hari Sabtu ia tutup pukul 11.30 WIB karena harus menjemput anaknya sekolah. Sedangkan hari Minggu, ia liburkan karena ingin menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Sebelum melakoni pekerjaan ini, sebelumnya ia bekerja serabutan sebagai tukang cangkul, pembersih got, hingga tukang bangunan. Selanjutnya ia berpikir, apakah ia akan kuat melakoni pekerjaan tersebut hingga tua nanti? Pekerjaan itu, lanjut Aminudin, membutuhkan tenaga dan fisik yang kuat. Sedangkan manusia dibatasi dengan umur yang tidak selalu muda dan kekuatan fisiknya pasti menurun.
“Nanti tenaga sudah berkurang, umur sudah menua, tetapi masih ada yang harus dihidupi? Manusia kan tidak selamanya muda, pasti akan menjadi tua. Jadi, saya pilih pekerjaan yang bisa saya lakoni sampai tua nanti. Hitung-hitung sambil tunggu giliran, Mas,” cerita Aminudin sambil tertawa.
Selama 14 tahun bekerja, ia pernah tidak mendapatkan konsumen hingga tujuh hari. Hal ini membuatnya hampir putus asa dan ingin menutup mata pencarian keluarganya ini. Tapi ia percaya bahwa yang Maha Esa tidak tidur dan rejeki sudah ada yang mengatur. Ia terus berusaha dengan membuka lapaknya tiap hari dan terus berdoa pada-Nya.
“Ga mungkin tho, Mas, rambut orang pendek terus pasti akan panjang,” canda Aminudin sambil memotong rambut konsumennya. Ia percaya dengan terus berjuang dan mencari ‘nama’ pasti akan ada konsumen. “Kalau sudah ada ‘nama’ enak tho, Mas. Istilahnya konsumen yang mencari kita, bukan kita yang mencari konsumen,” terang Aminudin.
Menurut pria yang biasa dipanggil Udin ini pendapatannya tidak bisa ditentukan. Menurutnya, pendapatannya sangat bergantung dengan kondisi cuaca. Ongkos setiap kepala Rp 7.000. Kalau cuaca sedang cerah ia bisa memotong rambut 10-15 kepala orang per harinya, kadang juga hanya lima kepala saja. Hari ini dengan cuaca tidak begitu bersahabat ia bisa memotong rambut untuk 14 kepala. (Bryan Bimantoro)
*Berita ini telah
diterbitkan di krjogja.com. Baca di sini.
0 komentar:
Posting Komentar